Upacara Kasada Bromo 2019

Upacara Kasada Bromo 2019 bersama alex UK

Upacara Kasada merupakan agenda tahunan suku tengger di wilayah Gunung Bromo dan sekitarnya. Jadwal upacara kasada sudah dilaksanakan kemarin pada tanggal 18 Juli 2019. Setiap tahun tanggalnya selalu berubah-ubah bila disesuaikan dengan tanggal masehi. Karena upacara kasada dilaksanakan berdasarkan kalender hindu tengger. Yaitu berdasarkan berputaran bulan.

Saya tidak membahas secara detil tentang upacara kasada berlangsung, tetapi membahas tentang perjalanan saya kemarin waktu berkunjung ke Bromo saat puncak perayaan hari kasada. Hari itu tanggal 18 Juli 2019, kebetulan saya ke Bromo bersama turis dari UK (United Kingdom) atau Enggris, Alex dengan istrinya.

Perjalanan menuju bromo sudah sore hari waktu itu, karena habis singgah dari air terjun Madakaripura. Kami memutuskan untuk langsung pergi ke kawah menyaksikan momen langka, setidaknya bagi turis dari luar negeri, ini adalah momen yang sangat langka. Dan mereka mengaku sangat beruntung bisa melihat even tahunan ini.

Foto bersama penduduk suku tengger saat upacara kasada bromo

Pengunjung yang waktu itu sebagian besar adalah penduduk lokal sekitar bromo, yang melakukan ritual kasada. Banyak dari mereka meminta foto bareng sama alex dan istrinya. karena memang sangat jarang waktu itu ada turis asing.

Perjalanan kami bertiga dilanjutkan menaiki anak tangga gunung bromo. Sangat padat sekali situasinya, kami harus berdesak-desakan untuk mencapai puncak. Setelah sampai puncak kami melihat pemandangan yang sangat berbeda dari biasanya. Banyak sekali hasil bumi, mulai dari sayuran, buah-buahan, ternak, yang berada di bibir kawah. Ternyata semua itu untuk dibagikan kepada yang membutuhkan. Ya, lebih tepatnya bagi kepercayaan suku tengger, salah satu esensi dari kasada adalah sedekah bumi. Yaitu memberikan sebagian hasil panen mereka untuk orang lain yang membutuhkan.

Baca juga : Upacara Kasada Bromo

Sedekah bumi sebagai esensi upacara kasada suku tengger bromo

Kami sempat berfoto di puncak bersama penduduk sekitar. Dan melempar uang receh ke kawah, di bawah sudah siap-siap orang-orang dengan membawa jaring maupun perlengkapan seadanya untuk menangkap uang yang dilemparkan pengunjung. Kata Alex "Wow, it's so dengerous" (ini sangat berbahaya). Saya menjawab,"Memang kelihatan berbahaya, tapi bagi kami warga suku tengger meyakini bahwa ada yang telah menjaga kami. Jadi kami merasa aman walaupun ada di bibir kawah". O ya, bagi pengunjung yang ingin bersedekah (labuh "dalam bahasa tengger") dengan hasil bumi. Maka bisa diganti dengan uang seikhlasnya.

Untuk barang yang bisa dilempar ke kawah adalah barang yang ringan seperti uang. Tetapi untuk barang yang berat seperti ternak (kambing atau ayam), hasil bumi, maka bisa diberikan langsung kepada orang yang membutuhkan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau ternak sebesar kambing dilempar ke kawah, kan kasihan.

Sekian dulu postingan kali ini, saya akan melanjutkan dengan postingan yang lebih menarik.